Selasa, 11 Oktober 2016

Tanggapan Saya Mengenai Peristiwa Ahok Mengejek Al-Quran

Melalui komentar yang saya temukan di berbagai medsos, pasca Ahok mengejek Al-Quran telah menyalakan api umat Islam. Mereka pun menyatakan pendapat untuk melengserkan Ahok. Tetapi saya juga temukan masih banyak pendukung Ahok yang berbicara bagi Ahok. Selain pendukung Ahok, sebenarnya ketua PBNU Aqil Siradj juga menasehati agar memaafkan Ahok, karena dia hanya terselip lidahnya, tetapi malah mendapat kritikan.




Namun menurut tanggapan saya, dari hal ini kita bisa lihat betapa pentingnya sikap toleransi dan saling menghormati. Dengan kata lain, kedua belah pihak (Ahok dan tokoh pemuka Islam) telah melakukan kesalahan.

Kesalahan tokoh pemuka Islam adalah tidak bercermin diri. Seperti yang kita tahu, Ahok sering mendapat kritikan sampingan yang tidak berhubung dengan kerjanya, seperti "Indonesia malu dipimpin kafir", "Ahok adalah anjing Cina", "minoritas harus menghormati mayoritas" dan sebagainya. 

Dari kata-kata di atas itu, kita harus pelajari kesadaran, yaitu perasaan apa yang akan dirasakan jika kritikan itu menimpa dirinya sendiri? Tentunya perasaan marah yang akan dirasakan paling pertama. Buktinya, pasca ejekan Ahok muncul banyak komentar pedas di medsos dan proposal untuk menyerang Istana Merdeka yang dituturkan FPI.

Jadi, hal ini bisa dijadikan sebuah cermin, di mana kita akan merasa marah jika diejek, apakah orang lain tidak marah jika kita mengejek dia?

Sedangkan kesalahan Ahok adalah Imannya tidak kuat dan pembicaraan yang melampau. Ahok tidak berhak mengkritik isi kitab suci agama lain, tetapi agama sendiri pun jangan dikritik ya! 

Selain itu, hal ini membuktikan bahwa perasaan dendam Ahok yang ditanamkan sejak dulu, terhadap segala kritikan yang menimpa dirinya. Dalam ajaran Kristen ada sebuah kutipan yang menjelaskan bahwa dalam melakukan pewartaan, Kristus menghadapi berbagai penderitaan, tetapi harus sabar dalam menghadapi segala tantangan. Sama seperti keadaan Ahok sekarang, banyak rintangan yang harus dihadapi.

Jadi, kesimpulan saya adalah kedua belah pihak ada salahnya. Sikap toleransi adalah kunci dari kerukunan hidup. Sikap sabar pasti akan mendapatkan berkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.