Kenapa masuk ISIS ? Menurut Ulama Suriah Abdullah Mustafa Rahhal, penyebab-penyebab orang ingin masuk ISIS adalah:
1. tidak mengetahui kondisi sesungguhnya ISIS dan hanya mengetahui hal-hal positif tentang cita-cita negara Islam. Akibatnya, orang itu akan menjadikan pemerintah yang anti ISIS sebagai musuh mujahidin.
2. gaji besar.
Perlu diketahui, ajaran yang dianut bukan Islam, tetapi Islam radikal. Kalau yang no.2 tidak perlu dibahas, karena saya hanya ingin membahas sikap orang Indonesia yang cenderung nampak seperti ISIS. Dari penyebab no.1 dapat diambil kutipan yang persis seperti yang terjadi di Indonesia, "..... hanya mengetahui hal-hal positif tentang cita-cita negara Islam......"
Perlu diketahui, sebenarnya orang-orang tersebut tidak memiliki nasionalisme, tetapi tujuan sebenarnya adalah menjadikan negara milik Islam secara penuh, semua kondisi sesuai dengan Islam, bahkan mengharapkan agar semua orang di dunia ini berpandangan yang sama dengan mereka. Mereka tidak mau menerima perbedaan.
Tetapi kenapa mereka tidak mau mengakui perbedaan? Menurut penelitian yang diambil dari contoh-contoh calon ISIS, sasaran ISIS adalah orang-orang yang mengalami kesulitan dalam kehidupannya. Psikologis mereka belum dewasa, sehingga mereka tidak punya kekuatan untuk menghadapi segala tantangan hidup.
Oleh karena itu, mereka sangat menikmati gerakan yang berseruan membela agama Islam. Gerakan tersebut dapat berupa mengusir, memberontak bahkan melenyapkan hal-hal yang tidak satu ide dengan mereka. Menurut mereka tindakan tersebut bukanlah terorisme, tetapi demi membela Allah.
Jadi, kesimpulannya adalah orang tersebut bersifat cengeng dan imannya terlalu lemah. Menurut mereka, apa yang mereka lakukan itu benar, tetapi sebenarnya mereka telah mengganggu kesejahteraan masyarakat. Seperti balita cengeng yang menangis agar mendapatkan apa yang dia inginkan, tidak mengaku kesalahan sendiri dan anggap orang lain berjahat kepada dirinya, tetapi dia tidak sadar bahwa sikapnya membuat orang sekitarnya merasa tidak nyaman.
Di Indonesia ini nampak sejumlah orang yang secara tidak sadar telah memasuki Islam radikal. Contohnya adalah FPI. Dari sistem operasinya FPI mungkin jauh beda dari ISIS, tetapi sifat cengeng tersebut malah sama persis. Hal itu dapat kita lihat dari tindakan sebagai berikut:
Gerakan tersebut terjadi karena Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinyatakan telah menghina Al-Quran melalui pembicaraan beliau di Kepulauan Seribu.
Ironisnya, gerakan tersebut menggunakan seruan membela agama dan negara. Setahu kita, Habib Rizieq juga pernah sebut bahwa, "Ketuhanan pancasila Soekarno ada di pantat", dan ancaman beliau minggu lalu yang berisi, "...... bagi kami, ayat suci di atas konstitusi".
Hal ini meragukan saya mengenai nasionalisme Habib Rizieq. Oleh karena itu, tampak jelas bahwa seruan seperti membela negara dan undang-undang hanyalah alasan mereka untuk mengimbau lebih banyak pengikut untuk meramaikan situasi.
Seperti yang dikatakan sebelumnya (klik sini) bahwa mencampur aduk agama dengan politik dapat merendahkan derajat agama. Seharusnya FPI sebagai ormas yang berhaluan membela Islam harus menghentikan peristiwa itu sejak dulu. Jadi, sebenarnya FPI hanya memanjakan umat yang imannya lemah dan pikirannya sesat.
Contoh tindakan FPI lainnya yang mendukung Islam radikal adalah gerakan menuntut rumah makan babi panggang karo untuk tutup, serta menuntut rumah makan untuk tutup siang hari pada Bulan Ramadhan.
Dari sini bisa dilihat bahwa gerakan FPI sepertinya bermanfaat untuk membela Muslim, tetapi sebenarnya yang dilakukan adalah memanjakan Muslim yang imannya lemah.
Adapun iklan coca-cola pada Bulan Ramadhan tahun ini yang berjudul "Momen Paling Ditunggu" yang menggambarkan betapa kuatnya seorang anak laki-laki dalam menghadapi segala tantangan saat berpuasa. Hal ini bisa dimengerti bahwa tantangan tersebut berupa nafsu, karena umat dari setiap agama pasti mengalami tantangan berupa nafsu. Contoh nyata, waktu teman kita ajak ke tempat hiburan ketika kita mau pergi ke tempat ibadah, waktu bhikkhu ditawarkan makanan daging, dan lain-lain.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, kita patut memperkuatkan iman kita, apalagi karena di lingkungan sekitar kita terdapat banyak perbedaan, kita tidak patut melenyapkan orang yang berbeda dengan kita, karena itu hanya memanjakan iman kita dan membuatnya semakin lemah. Bayangkan saja, bila bhikkhu pada contoh di atas menyatakan perang, maka se-Indonesia tidak boleh makan daging, apakah itu yang diharapkan warga Indonesia?
Selain FPI, adapun warga negara Indonesia yang secara tidak sadar sudah memasuki Islam radikal. Contohnya video yang beredar di medsos (klik sini) yang berisi penghormatan kepada seorang pembunuh.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, kita patut memperkuatkan iman kita, apalagi karena di lingkungan sekitar kita terdapat banyak perbedaan, kita tidak patut melenyapkan orang yang berbeda dengan kita, karena itu hanya memanjakan iman kita dan membuatnya semakin lemah. Bayangkan saja, bila bhikkhu pada contoh di atas menyatakan perang, maka se-Indonesia tidak boleh makan daging, apakah itu yang diharapkan warga Indonesia?
Selain FPI, adapun warga negara Indonesia yang secara tidak sadar sudah memasuki Islam radikal. Contohnya video yang beredar di medsos (klik sini) yang berisi penghormatan kepada seorang pembunuh.
Mengenai hal ini, ada juga yang menanyakan saya, bagaimana reaksi saya bila agama saya dihina? Menurut saya, kita patut mengambil contoh bagaimana sikap Buddhis dalam menangani masalah kerusuhan Tanjung Balai yang terjadi pada bulan Juli,2016. Pesan biksu Ajahn Brahm yang inti pokoknya adalah walaupun wihara terbakar, masih bisa dibangun lagi, tapi jika ajaran tentang cinta kasih hancur, maka keseluruhan agama Buddha akan hancur. Dari hal ini bisa kita teladani bahwa pemberontakan atau gerakan-gerakan bukan satu-satunya solusi. Menurut ajaran Buddha, kebencian tidak akan berakhir bila dibalas dengan kebencian (klik sini).
Tetapi sayangnya hal itu tidak nampak dari diri Islam radikal. Menurut saya, pernyataan gerakan dan pemberontakan dalam membela Islam itu sama sekali tidak ada unsur kedamaiannya bila dibanding dengan pesan Ajahn Brahm tadi. Kedamaian yang dimaksud mereka adalah ketika kemauan mereka tercapai, bukan kedamaian bagi masyarakat, pikiran itu bagaikan pikiran balita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.