Jumat, 26 Agustus 2016

Ada Apa Dengan Tanda Salib?

Beberapa hari ini ditemukan dua artikel yang mengeluh tanda salib. Pertama adalah keluhan terhadap pakaian paskibra yang bermotif salib. Kali ini ditemukan pula ada warga yang menghimbau kepada rakyat untuk berhenti menggunakan listrik PLN, gara-gara tiang listrik bermotif salib.







Apakah pengunggah artikel tersebut benar-benar ingin menegakkan ajaran-Nya? Menurut saya, itu hanya kebiasaan kaum munafik yang ingin menjadikan situasi lingkungan sesuai pikirannya. Kita bisa lihat pemberontakan terhadap babi panggang karo. Apa kesalahan mereka menjual makanan adat mereka untuk menghidupkan keluarga mereka? Kesalahannya adalah karena tidak sesuai dengan pemikiran para kaum munafik. Para kaum munafik menginginkan situasi yang serasi dengan pemikiran mereka.

Oleh karena itu, menurut saya, kedua hal di atas, baik jaket paskibra maupun tiang listrik, hal tersebut menjadi kegelisahan karena tokoh tersebut sendiri yang tidak suka dengan tiang itu, dan kemudian menggunakan kuasa medsos untuk menyampaikan provokasi. Tokoh tersebut cemas kehilangan peminat yang bersatu pikiran dengan dirinya.

Untuk penyelesaian masalah ini. Jika para kaum munafik tersebut begitu sensitif terhadap tanda salib, maka pelajaran matematika seharusnya dihapus dari pembelajaran sekolah, karena di dalam matematika juga ada tanda salib, seperti di bawah ini:


Sedangkan untuk tiang listrik, bentuk tiang yang di atas memang nampak agak bahaya. Jika tanahnya gersang, tiang itu akan runtuh. Jadi, sebaiknya tiang listrik seharusnya berbentuk seperti gambar di bawah ini:


Jumat, 19 Agustus 2016

Munafik Petinggi Agama: Indonesia Milik Muslim

Amir Majelis Mujahidin Al Ustadz Muhammad Thalib Al Yamani menegaskan bahwa Indonesia milik umat Islam, bukan milik kaum liberal, bukan milik orang lain. Pernyataan ini berbasis pada sejarah Indonesia, dimana umat Islam lah dengan ajaran jihadnya berperang melawan kaum imperialis saat itu.

"Kita (kaum Muslimin-red) yang berdarah-darah tahun 1945, bukan orang Kristen, bukan orang liberal,  bukan orang sekuler. Bukan mereka yang berdarah-darah," tegas Ustadz Thalib bersemangat di Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (9/8/2014).



Pendapat saya: 

Seperti yang saya katakan kemarin, setiap agama hanya mengajarkan percaya pada satu Tuhan, dan tidak pernah mengajarkan kepada umatnya untuk menghormati ajaran agama lain. Sebaliknya, setiap agama pun mengajak umat-Nya untuk mewartakan ajaran agama-Nya. Jadi tidak heran seorang munafik yang telah bergelar Ustadz ini menyatakan perihal seperti itu. 

Tetapi, bila membicarakan tentang sejarah Indonesia, maka menurut teori Ustadz Thalib, seharusnya Indonesia ini milik umat Hindu.

Agama Hindu telah memasuki Indonesia sejak abad pertama masehi, disusul dengan agama Buddha pada abad ke-6, kemudian Islam pada abad ke-12, dan yang terakhir Kristen pada abad ke-16.

Tetapi kenapa penganut agama Hindu adalah yang paling sedikit di Indonesia? Karena penduduk Indonesia dari zaman ke zaman membuang agamanya sendiri ketika agama yang baru masuk ke Indonesia. Tetapi karena agama Kristen masuk bersamaan saat Belanda menduduki Indonesia, sehingga peminatnya sedikit. 

Jadi, menurut teori sejarah yang diungkapkan Ustadz Thalib, sebenarnya penduduk Indonesia adalah asli Hindu, jadi pahlawan-pahlawan nasional sebenarnya juga keturunan agama Hindu. 

Bila Anda sekalian mengakui teori sejarah yang diungkapkan Ustadz Thalib, maka seharusnya Anda kembali pada agama Hindu, agama asli milik Indonesia. Bila Anda mengakui Indonesia milik kita bersama, maka Anda tetap bisa menganut agama menurut Iman Anda.

Senin, 08 Agustus 2016

Munafik Umat Buddha Menyampaikan Hukum Karma Palsu






Kini organisasi-organisasi agama Buddha sedang heboh membicarakan tentang Bapak pada gambar di atas, mengenai ajaran sesat yang diwartakannya. 

Bapak Lu Jun Hong, menyatakan dirinya adalah pelahiran kembali dari Avalokitesvara. Ajaran yang diwartakannya, Guan Yin Citta Dharma Door, selama bertahun-tahun ini telah menarik kepercayaan berpuluhan ribu umat Buddha untuk mengikuti ajarannya. Bapak Lu Jun Hong menyatakan hukum karma di mana kita terlahir kembali dengan nasib tertentu, yang telah ditakdirkan sesuai karma yang kita buat dalam kehidupan masa lalu. Beliau juga menyatakan dirinya dapat mengetahui identitas seseorang dalam kehidupan sebelumnya, dan melihat bagaimana kehidupan dia waktu itu, sehingga apa yang menjadi takdir dia dalam kehidupan baru ini.

Namun sebenarnya, selama bertahun-tahun ini juga ajaran yang diwartakannya sering mendapat kritikan dari berbagai organisasi Agama Buddha. Bersamaan berdirinya pusat pewartaan Citta Dharma Door di Malaysia, kini sebanyak 67 organisasi Agama Buddha dari berbagai negara telah berkumpul di Batu Pahat, Malaysia untuk mengadakan forum pertemuan organisasi Agama Buddha yang membahas ajaran sesat ini. Forum tersebut dihadiri 3.000 pengunjung.

Melalui forum ini telah dibahas bahwa sebenarnya tidak ditemukan bahwa adanya Ajaran Guan Yin Citta Dharma Door ini dalam ajaran Agama Buddha. Ajaran tersebut hanya sekedar ajaran sesat yang dikreasikan sendiri oleh Bapak Lu Jun Hong tersebut. 

Dalam Ajaran Guan Yin Citta Dharma Door ini menyatakan ajaran hukum karma, bahwa segala nasib yang dihadapi seseorang saat ini adalah takdir yang merupakan hasil karma yang terbawa dari kehidupan sebelumnya. Nasib malang saat ini karena perbuatan jahat dalam kehidupan sebelumnya, dan nasib baik saat ini karena perbuatan baik dalam kehidupan sebelumnya. Ajaran ini mengajak orang untuk menghadapi nasibnya, karena segala sesuatu itu telah ditakdirkan berdasarkan karmanya.

Namun hukum karma tersebut juga mendapat penyangkalan. Salah seorang bhikku menyatakan bahwa hukum karma tentang kehidupan masa lalu itu tidak ada. Tetapi kenapa seseorang bisa mengalami sakit parah atau kekurangan, itu karena memang dia sendiri yang merusak jasmaninya sendiri maupun rohaninya, dan karena dia tidak mau bekerja keras. 

Meninggalkan segala sesuatu duniawi itu disebut bertobat, yang arti sebenarnya adalah penyesalan. Untuk mencapai itu, dia harus mempunyai niat yang baik, baik terhadap diri-sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Bila dia mempercayakan ajaran Buddha, dia pasti akan mendapat keselamatan. Oleh karena itu, hukum karma yang dinyatakan dalam Ajaran Citta Dharma Door itu sama sekali salah.

Melalui forum pertemuan organisasi Agama Buddha tersebut, bhikku menyampaikan nasehat kepada semua orang agar terus berniat dan berbuat baik, sehingga tidak akan tersesat dalam ajaran yang salah.

Jumat, 05 Agustus 2016

Apakah Agama Masih Menciptakan Kedamaian?

Agama berasal dari kata a = tidak, gama = kacau, jadi agama artinya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Dari sudut sosiologi, agama adalah tindakan dalam diri tiap orang yang percaya akan kekuatan tertentu agar dirinya dan masyarakat mendapat keselamatan.

Sayangnya, pada kenyataan sehari-hari agama telah hilang fungsinya, terutama karena dalam dunia ini terdapat bermacam-macam ajaran agama. Namun alasan yang paling dasar adalah karena agama memiliki kekurangan, yaitu setiap agama mempercayakan 1 Tuhan saja, dan ajaran agama tidak pernah mengajarkan umat-Nya untuk menghormati umat agama lain. Tiap ajaran agama justru mengajarkan agar mengajak semua orang untuk ikut dalam ajaran-Nya.

Saya pernah lihat bacaan seperti ini, Islam itu indah, Buddha itu damai, Katolik dan Kristen itu kasih dan Hindu itu cinta. Namun pada kenyataannya, untuk mencapai tujuan tersebut, manusia justru menjadi munafik. Mereka merasa dirinya dan ajaran-Nya yang paling benar. Mereka ingin menciptakan suasana yang sesuai dengan keinginan mereka agar tercapai hal tersebut di atas. Tapi munafik hari ini semakin banyak, dan melalui media sosial mereka bisa menyampaikan pikiran mereka secara leluasa, sehingga kekacauan pun terjadi.

Di sini saya ingin membahas tentang pikiran para munafik dari setiap agama. Namun jumlah umat Hindu di Indonesia agak sedikit, sehingga saya belum pernah melihat munafik yang berasal dari Hindu. Jadi saya bahas yang lainnya saja.

Disebut agama Buddha itu damai, tapi menurut saya damai bisa terjadi apabila satu pandangan. Suatu perkumpulan bisa damai apabila setiap orang mengikuti satu aturan. Menurut munafik yang berasal dari agama Buddha, mereka tetap belajar saling memaafkan, saling menyayangi antar makhluk hidup dan mereka menekuni hukum karma. Tetapi yang mereka jalankan hanya untuk diri orang lain. Munafik tersebut tidak menyadari dirinya telah bersalah. Mereka mungkin telah membuat orang lain merasa tidak nyaman, perkataan mereka telah menyinggung orang lain, tetapi kemudian mereka mengajarkan orang lain tersebut tentang hukum kasih, sehingga diri mereka bisa dimaafkan. Mereka tidak pernah menyadari dosa terbesar yang dilakukan dirinya sendiri.

Kemudian disebut agama Katolik dan Kristen itu kasih. Minta waktu sejenak, sebenarnya keduanya adalah Kristen, yang satu Kristen Katolik, dan yang satu lagi Kristen Protestan. Tapi menurut saya kasih bisa terjadi apabila satu pikiran. Munafik yang berasal dari agama Kristen melakukan berbagai cara agar setiap orang bisa diajak untuk mengikuti pikiran mereka. Setiap kasih yang diberi munafik tersebut bermaksud agar setiap manusia memiliki pikiran yang sama. Saya pun pernah melihat umat Kristen yang mengucilkan orang lain karena orang tersebut tidak mau mengikuti ajarannya sama sekali.

Yang terakhir, Islam itu indah. Tapi menurut saya indah itu terjadi apabila satu situasi. Pemilik rumah merasa rumahnya indah bila dekorasi rumah sesuai pikirannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, munafik yang berasal dari agama Islam berambisi cukup kuat, mereka mewartakan ajaran-Nya melalui politik, hukum dan pembangunan nasional. Mereka ingin semua orang dan kondisi dalam kota tertentu, dalam negara tertentu, hingga dunia serasi dengan pikiran mereka. Tujuannya agar situasinya sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Contohnya pemberontakan FPI di Sumatera Utara mendesak babi panggang karo tutup, dan usulan warung makan harus tutup di bulan Ramadhan. Tujuannya agar situasinya indah, sesuai yang diinginkan, dan untuk mencapai tujuan itu mereka harus mengusir non-muslim dari negara ini.

Posting ini bukan bermaksud menghancurkan ketekunan, tetapi agar para pembaca sekalian jadikan posting ini sebagai cermin untuk melihat setiap kesalahan yang secara sembunyi muncul, dan bagi mereka yang belum menyadari adanya kesalahan tersebut.