Tidak sedikit antar umat beragama suka berdebat membicarakan agama mana yang lebih baik, baik melalui media massa maupun dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kerukunan masyarakat sering terganggu. Setiap orang pasti membela ajaran agamanya sendiri dan membanggakan ajarannya, sehingga pada akhirnya orang tersebut akan berusaha mengajak yang lainnya untuk mengikuti ajaran agamanya, ataupun memaksakan kehendaknya kepada orang lain untuk mengikuti kegiatan agamanya, dan akhirnya terjadilah konflik.
Kenapa hal itu terjadi? Karena orang yang suka membanggakan agamanya sendiri:
1. tidak mengenal ajaran agama yang lainnya,
2. sesat dalam ajarannya sendiri.
Kedua hal di atas itu adalah sikap munafik. Orang tersebut merasa dirinya paling benar dan melihat hal-hal lainnya itu salah, padahal dirinya sendiri sudah menjauhi ajaran yang sebenarnya. Tapi jika orang tersebut menjadi munafik "hanya" dalam lingkungannya sendiri, mungkin tingkat ketidak rukunan akan lebih rendah, karena hanya melingkupi lingkungannya sendiri.
Jadi sebenarnya penyebab yang menghancurkan kerukunan lingkungan itu adalah tidak saling memahami. Kini Indonesia mengakui 6 agama, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Masing-masing agama tersebut memiliki cara sembahyang yang berbeda, informasi yang berbeda, berkah yang berbeda, tetapi sebenarnya misi semua agama tersebut sama, yaitu berbuat baik.
Semua agama mengajarkan manusia untuk berbuat baik, namun menurut pandangan saya, yang membuat perbedaan adalah cara penyampaiannya, tapi sebenarnya tidak jauh beda. Dalam agama Islam, Kristen Katolik dan Kristen Protestan mengajarkan "untuk mendapat berkah, maka berbuat baiklah. Sedangkan dalam agama Buddha, Konghucu dan Hindu mengajarkan "berbuat baiklah untuk mendapatkan berkah".
Coba lihat bagan di bawah:
Jadi, tidak ada agama yang lebih baik, tapi agama akan menjadi terbaik bila kita sudah memahaminya. Yang menyebabkan perdebatan agama mana yang lebih baik sebenarnya adalah manusia, bukan Yang Maha Kuasa. Bila agama menyebabkan konflik, maka itu bukan ajaran Yang Maha Kuasa, tetapi ajaran manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.