Beberapa hari ini ditemukan dua artikel yang mengeluh tanda salib. Pertama adalah keluhan terhadap pakaian paskibra yang bermotif salib. Kali ini ditemukan pula ada warga yang menghimbau kepada rakyat untuk berhenti menggunakan listrik PLN, gara-gara tiang listrik bermotif salib.
Apakah pengunggah artikel tersebut benar-benar ingin menegakkan ajaran-Nya? Menurut saya, itu hanya kebiasaan kaum munafik yang ingin menjadikan situasi lingkungan sesuai pikirannya. Kita bisa lihat pemberontakan terhadap babi panggang karo. Apa kesalahan mereka menjual makanan adat mereka untuk menghidupkan keluarga mereka? Kesalahannya adalah karena tidak sesuai dengan pemikiran para kaum munafik. Para kaum munafik menginginkan situasi yang serasi dengan pemikiran mereka.
Oleh karena itu, menurut saya, kedua hal di atas, baik jaket paskibra maupun tiang listrik, hal tersebut menjadi kegelisahan karena tokoh tersebut sendiri yang tidak suka dengan tiang itu, dan kemudian menggunakan kuasa medsos untuk menyampaikan provokasi. Tokoh tersebut cemas kehilangan peminat yang bersatu pikiran dengan dirinya.
Untuk penyelesaian masalah ini. Jika para kaum munafik tersebut begitu sensitif terhadap tanda salib, maka pelajaran matematika seharusnya dihapus dari pembelajaran sekolah, karena di dalam matematika juga ada tanda salib, seperti di bawah ini:
Sedangkan untuk tiang listrik, bentuk tiang yang di atas memang nampak agak bahaya. Jika tanahnya gersang, tiang itu akan runtuh. Jadi, sebaiknya tiang listrik seharusnya berbentuk seperti gambar di bawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.